Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Rabu, 27 April 2016
A.
PENGERTIAN SUBNETING
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan
besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID
pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik
memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya
dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas
C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
B. ALASAN MELAKUKAN
SUBNETTING
- Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika
internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network
akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun
hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host
sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254
device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan
percuma sekitar 10 ribuan IP address.
- Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host
device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama
akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua
komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang
sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang
berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network.
Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain
broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
C. TUJUAN SUBNETTING
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan
(misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan
kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas
sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah
berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada
dalam satu jaringan atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah
perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP
Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP
hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.
D. Fungsi SubnettingFungsi subnetting antara lain sbb:Ø Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.Ø Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.Ø Pengelolaan yang disederhanakan.Ø Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
E. Proses SubnettingUntuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.2. Menentukan jumlah host per subnet.3. Menentukan subnet yang valid.4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
F.
Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer
(host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat
kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai
berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C
dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai
berikut:
Network Perusahaan
Alamat
Jaringan
: 192.168.1.0
Host
Pertama
: 192.168.1.1
Host Terakhir
: 192.168.1.254
Broadcast
Address
: 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi
yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah
subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask
255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa
subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet,
dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A :
192.168.1.0
Host Pertama
: 192.168.1.1
Host Terakhir
: 192.168.1.126
Broadcast Address
: 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B :
192.168.1.128
Host
Pertama
: 192.168.1.129
Host
Terakhir
: 192.168.1.254
Broadcast
Address
: 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan
terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125
host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan
bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network
yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan
Router.
G.
Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca
bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana
yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK
DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Class
|
Oktet Pertama
|
Subnet Mask Default
|
Private Address
|
A
|
1 – 127
|
255.0.0.0
|
10.0.0.0 – 10.255.255.255
|
B
|
128 – 191
|
255.255.0.0
|
172.16.0.0 – 172.31.255.255
|
C
|
192 – 223
|
255.255.225.0
|
192.168.0.0 – 192.168.255.255
|
Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan
apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non
lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address
dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola
nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network
ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address
|
BIT SUBNET (Default)
|
SUBNETMASK (Default)
|
A
|
11111111 00000000 00000000
00000000
|
255.0.0.0
|
B
|
11111111 11111111 00000000
00000000
|
255.255.0.0
|
C
|
11111111 11111111 11111111
00000000
|
255.255.255.0
|
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan
IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network
di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address
yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah
mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255
bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Terdapat
aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit.
Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
1. Angka maksimal untuk network ID
adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk
mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk
network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan
bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID
yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0
digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan
31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1
digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri)
maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID
adalah 30 bit.
2. Karena network ID selalu disusun
oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap
octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan
nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET
|
DECIMAL
|
00000000
|
0
|
10000000
|
128
|
11000000
|
192
|
11100000
|
224
|
11110000
|
240
|
11111000
|
248
|
11111100
|
252
|
11111110
|
254
|
11111111
|
255
|
H.
Penghitungan Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua
cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah
yaitu:
·
Jumlah Subnet.
·
Jumlah Host per Subnet.
·
Blok Subnet.
·
Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan
192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP
address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu?
Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.